Langsung ke konten utama

Fatimah Az - Zahra (Kerinduan dari Karbala)

Judul : Fatimah az - Zahra (Kerinduan dari Karbala).

Penulis : Sibel Eraslan.

Penerjemah : Aminahyu Fitriani.

Penyunting : Koeh.

Penerbit : Kaysa Media.

ISBN : 978-979-1479-73-8

Blurb :

Seorang penyair mati - matian mengisahkannya selama 40 hari di depan orang banyak di sebuah alun - alun Karbala. Hukuman telah menantinya karena mengaku - ngaku sebagai pengarang
Diwan az - Zahra yang terkenal.

Dari sinilah semua kisah ini bermula...

Semuanya berawal dari kerinduan. Kerinduan terhadap sebuah sosok yang luar biasa. Salah satu dari 4 wanita yang dijanjikan surga. Yang kehidupannya sangat bersahaja. Yang gerak - geriknya membuat cemburu semua wanita. Yang tingkah lakunya dipuja semua manusia. Yang menjadi belahan jiwa ayahandanya.

Dialah Fatimah az - Zahra... Sumber keindahan, kebanggaan, dan tanda pengenal yang telah dibentuk Rasullah saw. dengan keindahan Alquran dan kemuliaan akhlak ayahandanya.

Berhasilkah si penyair menyelesaikan 40 kisah kerinduannya kepada Fatimah az - Zahra atau malah akan mendapatkan hukuman?


Resensi :

Sebelum baca buku ini, cuma satu kata "Bingung" huahahaha.. bukan, bukan bingung yang bagaimana, hanya saja bagiku, buku ini "berat" tapi kok penasaran, isinya bagaimana ya, sejarah melulu atau memang seperti biografi, atau penuh dengan ayat - ayat. Iya, otakku rasanya penuh pertanyaan, sampai bingung. Ini buku pertama yang aku miliki, buku yang ditulis oleh penulis turki yang menceritakan tentang Fatimah Az - Zahra.

Kalau buku yang aku miliki tentang wanita - wanita hebat dalam sejarah Islam, biasanya dari penulis Indonesia. Memang ya tidak dipungkiri, wanita - wanita hebat tersebut selalu menginspirasi hampir semua penulis untuk mengabadikan kisah wanita hebat yang menginspirasi ke dalam sebuah buku. Bukan bermaksud untuk membanding buku yang pernah aku baca, buku dari penulis Indonesia, lebih menekankan sejarah Islam, kalau boleh menyebutnya sih kurang fokus terhadap kisah wanita hebat dalam Islam itu sendiri.

Oke lah, mari menahan berbagai pertanyaan...

Nah, untuk mengawali resensi ini, agar paham. Buku ini merupakan sebuah novel berbingkai, jadi bukan penulis secara langsung yang menceritakan tentang Fatimah az - Zahra, melainkan penulis ini menceritakan tentang syair - syair dari Zebun bin Mestan Efendi. Lewat syair inilah kita akan mengenal sosok Fatimah az - Zahra. Dalam buku ini, dipecah beberapa bagian, yaitu menceritakan tentang penyair Zebun bin Mesta Efendi, kemudian menceritakan tentang musafir yang juga secara tidak langsung menceritakan tentang sejarah Islam, menceritakan tentang Rasullah beserta keluarga, termasuk Fatimah az - Zahra. Sebagian besar sih ceritanya mencakup itu.

Setelah membaca buku ini, eh ternyata termasuk novel, aku kira buku ini termasuk sejarah, membawa ke dalam nuansa yang berbeda dari buku - buku sebelumnya dengan penulis yang berbeda. Lebih banyak fokus terhadap Fatimah az - Zahra meskipun diawal - awal cerita layaknya peengenalan tentang Zebun bin Mestan Efendi. Apalagi, banyak cerita tentang hubungan ayah - anak yaitu Rasullah dengan Fatimah, begitu dekat dan penuh kasih sayang, bisa juga loh buku ini jadi panduan parenting khususnya untuk seorang Ayah yang mendidik anak perempuannya, dari kecil, hingga dewasa saat si anak dilamar oleh lelaki.

"Duhai Putriku! Aku ingin menikahkanmu dengan seorang yang paling tinggi ilmunya, paling mulia akhlaknya, dan paling awal menerima islam di antara orang - orang yang melamarmu" - halaman 232.

Percaya deh, bab "Mahkota sang pengantin" merupakan bab yang bikin terenyuh, jadi ingat sosok seorang Ayah yang melepaskan putrinya untuk menikah... huwaaaa... bikin mewek, Ada khotbah Nabi Muhamad SAW, sebelum akad nikah Fatimah dan Ali, bikin adeeeemmmm... bab favorit, bagiku *catet*.

Tentunya, juga menceritakan tentang Ibunda Fatimah, yaitu Khadijah, wanita mulia dan tangguh yang ikut berjuang untuk menyebarkan agama Islam. Mulai dari perjuangan hingga kematian Khadijah, juga diceritakan di buku ini. Hmmm... maunya sih cerita perjuangan Khadijah, takutnya malah spoiler, hehehe..

Peristiwa - peristiwa penting dalam sejarah Islam juga diceritakan, seperti peristiwa Isra Miraj, Haji, Tawaf, Air zamzam, Kurban, pernikahan, dll.

"Saat Rasullah berdoa, bintang - bintang pun terjaga dari napasnya, siap siaga sembari memerhatikannya. Remang - remang cahayadi waktu subuh, terik matahari di waktu siang, keheningan di waktu asar dan menjelang malam, doa dan ibadah di waktu isya dan tengah malam. Semuanya disertai dengan permohonan agar hujan segera turun." halaman 349.
Didalam judul buku ini menyebutkan Karbala. Karbala merupakan sebuah kota di Iraq (hasil searching di Internet) di kota ini lah mulai konfliknya, dan asal dari cerita yang lain, bisa diartikan kalau Karbala ini sumber dari cerita - cerita yang lain yang bermuara ke Fatimah, perjuangan Rasullah, dan juga ada cerita dari penyair Zebun, meskipun menurut pendapatku alur ceritanya lamabat ya. Tapi, untuk pencipta deskripsi dan diksi, novel ini harus jadi koleksi kamu. Untuk hasil terjemahannya, luwes, mudah dipahami, dan romantis, karena syair - syairnya tersampaikan untuk pembaca.

"Orang - orang menyebut Fatimah az - Zahra dengan sebutan "putri dari Sang ayahanda". Seorang yang bercahaya bagaikan bintang, tidak pernah padam dalam keadaan seperti apa pun. Keberaniannya bagaikan lautan, meluap - luap dengan kencang". Halaman 150.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pentingnya Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara Dilihat Dari Konteks Sejarah Dan Geopolitik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam perilaku individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan yang melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas, lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan (daerahisme) atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa lain, dan sebagainya. Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia melemah? Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa, bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok masyarakat  yang menunjukan tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.   Berbangsa dan bernegara merupakan s...

Makalah Budidaya Bunga Kamboja

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar belakang Bunga kamboja ( plumeria acuminata Ait ) Merupakan salah satu jenis tanaman, yang biasanya dijadikan tanaman hias, karena bunganya yang harum dan cantik pandang. Bunga kamboja memiliki rasa manis serta bersifat sejuk. Tanaman kamboja itu ibarat paradoks dimana di satu sisi fisiknya kelihatan sangat indah namun karena sering ditanam di sekitar kuburan membuat tanaman ini identik dengan hal-hal yang menakutkan. Sebetulnya, ada banyak sekali kegunaan dari tanaman kamboja ini, salah satunya sebagai tanaman hias karena sudah banyak kerabat dari kamboja yang dijadikan sebagai tanaman hias . Tanaman kamboja biasanya mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus. Membudidayakan tanaman kamboja bisa dilakukan dengan beragam cara seperti vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif memperbanyak kamboja bisa dengan disetek ataupun cangkok di bagian batangnya. Dan secara generatif dilakukan dengan menyemai biji kamboja pada media tanam....

Makalah Budidaya Tanaman Tebu

BAB I PENDAHULUAN A.       LATAR BELAKANG Tebu ( bahasa Inggris : sugar cane ) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin . Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra . Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras (mesin press ) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air. Daun tebu yang kering (dalam bahasa Jawa , dadhok ) adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak; selain menghemat minyak tanah ya...