Langsung ke konten utama

Kaliluna Luka di Salamanca.

Kaliluna: Luka di Salamanca
Kaliluna Luka di Salamanca.
Penulis : Ruwi Meita.

Penyunting : Dyah utami.

Tahun terbit : 2014.

Penerbit : Moka media.

Halaman : 270 halaman.

ISBN : 979-795-854-X

Blurb :

Mimpi Kaliluna sebagai atlet panahan berakhir setelah jiwanya dan raganya tergores di sebuah malam yang kelam. Ia percaya, satu - satunya tempat yang dapat menyembuhkan jiwanya yang pecah adalah tempat yang asing, seperti Salamanca, Spanyol.

Tetapi berada di kota di mana sungai Tormes mengalir dan chuche memanjakan lidah, tak kunjung membuat jiwa kali tenang. Ia harus berhadapan dengan Frida, ibu yang meninggalkannya saat kecil dan Ibai, pemuda berdarah Vasco dengan sejuta mimpi dan sebuah rahasia.

Di antara desau dedaunan pohon ceri dan harapan yang tergantung pada gembok di Pozo de los Deseos, dapatkah kali kembali memanah bintang seperti dalam dongeng masa kecilnya atau haruskah ia remuk terinjak seperti semak conyza di pinggir dermaga?

Resensi :

Setelah aku membaca Rahasia hujan yang masih satu penerbit dengan Moka media, sepertinya memang banyak sekali perbedaan ya. Memang tidak membandingkan, namun setelah membaca novel remaja dan kemudian terjun untuk membaca novel dewasa, benar - benar loncatan yang memang menguras perasaan ya. Apalagi, novel Kaliluna luka di Salamanca in mengangkat tentang pelecehan seks*al. Oke, siapkan tisu di samping kamu #eh.

Awal membacanya, aku (pembaca) mulai menebak - nebak apa yang jadi konflik dalam buku ini, tapi masih belum mendapat petunjuk untuk menemukan konflik, Halaman - halaman awal masih diajak untuk menelusuri Salamanca dan karakter. Tapi, meskipun tempatnya asing dan memang membutuhkan catatan kaki untuk penjelasannya. Seperti di halaman 12, ada 5 catatan kaki. Dan harus rela untuk membaca atas-bawah, atas-bawah. Dan aku mengulang untuk membacanya agar lebih dapat feel jalan ceritanya. Yang menarik di sini, ternyata tidak hanya menceritakan tentang Kaliluna si tokoh utama, tetapi juga menceritakan tokoh Ibai. Bab pertama tentang Kaliluna, bab selanjutnya tentang Ibai. Di sini mulai lah ada sebuah petunjuk dan menguak sedikit demi sedikit garis merah di antara keduanya.

Meskipun di belakang novel ini dijelaskan jika Salamanca merupakan bagian dari Spanyol. Tetap saja aku search juga Salamanca, seperti apa sih Salamanca itu. Wow, benar - benar aprisiasi si penulis karena sampai begitu detail menggambarkan Salamanca, makanan, tradisi, logat bicara, bahasa, keturunan, pelabagai ras. Atmosfer di Salamanca dibawa ke dalam novel ini. Yakin deh baru pertama kali ini, mendengar Salamanca.

Kematangan dalam membangun novel ini tidak hanya settingnya saja, tapi juga membangun karakter pada tokohnya. Bagaimana membangun karakter Kaliluna sebagai korban pelecehan, trauma psikis dan tertutup.

Konflik tak hanya berpusat kepada Kaliluna. Karena belum selesai menebak bagaimana penyelesaian yang dihadapi Kaliluna, sudah disambut dengan konflik baru, konflik antara keluarga, pertemanan dan juga masa lalu. Berasa kayak rollercoaster. Di luar kontesk cerita, novel ini dihiasi oleh sketsa yang apik!


Quiero hacer contigo lo que la primavera hace con los cerogos.
Aku ingin melakukannya denganmu seperti yang musim semi lakukan dengan pohon ceri.
-halaman 158-

Coba deh berkali - kali baca tulisan spanyol, kalau dibaca terus, terdengar romantis sekaligus seksi, karena suara hidung agak gimana gitu #eh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pentingnya Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara Dilihat Dari Konteks Sejarah Dan Geopolitik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam perilaku individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan yang melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas, lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan (daerahisme) atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa lain, dan sebagainya. Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia melemah? Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa, bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok masyarakat  yang menunjukan tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.   Berbangsa dan bernegara merupakan s...

Makalah Budidaya Bunga Kamboja

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar belakang Bunga kamboja ( plumeria acuminata Ait ) Merupakan salah satu jenis tanaman, yang biasanya dijadikan tanaman hias, karena bunganya yang harum dan cantik pandang. Bunga kamboja memiliki rasa manis serta bersifat sejuk. Tanaman kamboja itu ibarat paradoks dimana di satu sisi fisiknya kelihatan sangat indah namun karena sering ditanam di sekitar kuburan membuat tanaman ini identik dengan hal-hal yang menakutkan. Sebetulnya, ada banyak sekali kegunaan dari tanaman kamboja ini, salah satunya sebagai tanaman hias karena sudah banyak kerabat dari kamboja yang dijadikan sebagai tanaman hias . Tanaman kamboja biasanya mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus. Membudidayakan tanaman kamboja bisa dilakukan dengan beragam cara seperti vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif memperbanyak kamboja bisa dengan disetek ataupun cangkok di bagian batangnya. Dan secara generatif dilakukan dengan menyemai biji kamboja pada media tanam....

Makalah Budidaya Tanaman Tebu

BAB I PENDAHULUAN A.       LATAR BELAKANG Tebu ( bahasa Inggris : sugar cane ) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin . Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra . Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras (mesin press ) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air. Daun tebu yang kering (dalam bahasa Jawa , dadhok ) adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak; selain menghemat minyak tanah ya...