Langsung ke konten utama

Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku : Derita Itu Belum Berakhir

dokumen pribadi

Judul : Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku..
Penulis : Dian Nafi
Penerbit : DIVA Press
Tahun terbit : cetakan pertama Mei 2013
ISBN : 978-602-7933-92-7
Tebal : 205 Halaman
Harga : Rp. 23.000

Blurb :
Siapa yang bisa tenang dengan keadaan sepertiku? Susah payah merawat anak-anaknya, rumahnya, ayahnya, ibunya, keluarga besarnya yang dari luar tampak terhormat tetapi sebenarnya kacau. Sedemikian besar pengorbananku, dan inikah balasannya?!

***
Ratri yang telah mengabdikan hidupnya untuk keluarga sang suami harus menerima kenyataan pahit ketika seorang wanita mengaku hamil karena telah berhubungan terlalu jauh dengan suaminya. Hancur hati Ratri mendengar itu. Segala pengorbanannya menjadi sia - sia.

Namun, tak ada yang peduli pada luka yang tergores di batin Ratri. Keluarga suaminya seolah hanya peduli pada status mereka sebagai keluarga yang terhormat di mata masyarakat.

Sebuah kisah yang mengajarkan arti kesetiaan, pengorbanan, dan kesabaran dalam sebuah hubungan. Begitu menyentuh dan mengharukan.

Selamat membaca!

Resensi :

Apa resolusi tahun 2014? Yang masih lajang pasti ingin segera menikah. Tetapi sempatkan sejenak untuk membaca novel ini, karena jika masih berpikir menikah adalah akhir dari cerita cinta kamu, atau bahkan masih membaca cerita yang berujung 'Hidup bersama selamanya dan bahagia', di novel ini kamu tidak akan menemukan kebahgiaan seperti itu.

Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku, menceritakan tentang permasalah rumah tangga. Bahkan terkesan menampar kita untuk selalu melihat realita dalam mengarungi rumah tangga. Jangan menganggap jika sudah menikah berarti selesai sudah cerita cinta yang telah dirajut. Justru menikah itu merupakan bentuk ujian suami istri apakah mampu mengarungi samudera kehidupan meskipun badai datang silih berganti? Apakah suami istri masih mampu menjalankan kapal rumah tangganya meskipun sang nahkoda (suami) telah melakukan hal yang dianggap sebagai pengkhianatan cinta?

Membaca novel ini seperti membaca buku diary seorang Ibu Rumah Tangga yang memang mendedikasikan hidupnya untuk mengurus rumah tangga (suami, anak - anak, mertuanya). Kalau menurutku, konfliknya memang tentang perselingkuhan, konflik yang umum. Namun, tetap hangat dan panas jika diangkat ke permukaan. Membaca blurb bukunya sudah membuat harap - harap cemas, bagaimana bentuk perselingkuhannya? Siapa yang selingkuh? Terus cerai atau nggak? Korban perselingkuhan dan pelakunya bagaimana menghadapi permasalahan tersebut. Memberondonglah pertanyaan itu, maklum namanya juga wanita, kalau membaca / mendengar kata perselingkuhan, rasanya ingin mencerca.

Awal cerita di buka dengan quote yang sengaja ditulis oleh si penulis atau sekedar quote dari beberapa tokoh. menggunakan POV 1, membuat pembaca (aku) akan membaca buku diary seorang Istri sekaligus Ibu Rumah Tangga si tokoh utama yaitu Ratri. Pada Bab 1, dibuka dengan menebarkan misteri yang akan dihadapi Ratri. Tidak akan menemukan konflik yang berkelok - kelok atau menukik tajam, novel ini cenderung bercerita layaknya pembaca (aku) sebagai tempat curhat Ratri tentang kehidupannya, jadi ya cenderung  bercerita tentang anaknya - anaknya, bagaimana jerih payah Ratri mengurus Ayah mertuanya dan hubungan antara intern keluarga. Ketika Ratri berdialog dengan Ayah mertua, akan mendapat beberapa petuah - petuah yang memang sebagai pelajaran kehidupan.

Di dalam bukunya, Malcom mencoba mengangkat berbagai realitas yang telah terjadi dalam kehidupan manusia, di suatu waktu dan tempat tertentu, untuk menjelaskan bagaimana pandangannya tentang konsep outliers yang ia pahami. (halaman 44).
Meskipun POV 1, tidak terkesan membosankan meskipun jalan ceritanya terkesan lambat karena ya memang menceritakan keseharian Ratri. Sesekali ada bentuk ekspresi yang membuat pembaca (aku) ikut jengkel, atau marah.

Dhuar!!!
Mas Ir ternyata tidak mengelak sama sekali. Berbeda dengan perkiraan dan asumsiku sebelumnya. Dan yang juga tidak kuprediksi adalah, dia bahkan langsung menangis dan memohon - mohon padaku untuk tidak meninggalkannya. (Halaman 68).

Ada sih yang mengganjal di novel ini , yaitu setting waktu, yang tiba - tiba cerita menunjukkan telah Lebaran, padahal pada awalnya cerita ini menunjukkan keseharian Ratri yang menceritakan jika hari Minggu anaknya bermasin sepeda, atau hari - hari biasa mengurus Ayah mertua. Jika muncul setting waktu lebaran, pastinya ada waktu Ramadhan, tetapi cerita sebelumnya tidak ada cerita Ramadhan. Mungkin si penulis memunculkan setting waktu lebaran, menunjukkan betapa lamanya kejadian dari Mas Ir, Suami Ratri ketahuan selingkuh hingga Ratri yang masih belum menentukan sikap akan bercerai atau memaafkan.

Lebaran mestinya seru karena mereka yang hijrah sementara ataupun permanen ke kota - kota lain pasti juga pulang ke kampung halaman. (halaman 132).
Lebaran yang kutungu-tunggu akhirnya datang. Betapa lamanya waktu berlalu. Rasanya, hari demi hari berlalu sangat lama dan juga menjenuhkan. (halaman 187).
Penyelesaian konflik dilakukan secara intern , hanya dengan keluarga besar Ratri dan Mas Ir. Sempat berharap sih, bagaimana jika Ratri melabrak (memarahi) si wanita penggangu rumah tangganya, nggak bisa membanyangkan apa yang terjadi, jambak - jambakan, atau malah bersilat lidah.

Sosok Ratri merupakan sosok wanita yang memang nggak munafik .Siapa sih yang rela suami yang dicintainya selingkuh di belakangnya, wanita yang memang tidak mudah memaafkan dan tidak begitu saja meluluskan niatnya untuk bercerai dengan suaminya.

Buku ini memperlihatkan kepada pembaca (aku), bagaimana menghadapi perselingkuhan. Apakah perselingkuhan memang sengaja dibuat oleh si pelaku atau hanya perselingkuhan itu sebagai kecelakaan semata. Siap - siap deh kalau baca buku ini, pengin jambak atau pukul Mas Ir yang sikapnya membuat gemas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pentingnya Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara Dilihat Dari Konteks Sejarah Dan Geopolitik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam perilaku individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan yang melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas, lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan (daerahisme) atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa lain, dan sebagainya. Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia melemah? Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa, bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok masyarakat  yang menunjukan tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.   Berbangsa dan bernegara merupakan s...

Skripsi Krispi : Bukunya Pejuang Skripsi

Skripsi Krispi (koleksi pribadi) Judul : Skripsi Krispi (Renyahnya Kisah Mahasiswa Nyaris Lulus) . Penulis : Miyosi Ariefiansyah, Triani Retno A., Ifa Avianty, dkk. Koordinator penulis : Miyosi Ariefiansyah. Tahun terbit : Cetakan Pertama, Desember 2010. ISBN : 978-602-8597-51-7 Halaman : 204 halaman. Blurb & endorsement : Buku ini mampu membuat kita meninggalkan kecemasan tentang nasib skripsi yang sedang dihadapi dan merupakan bacaan wajib setiap mahasiswa. Buku ini sanggup memotivasi kita untuk tidak merasa susah sendirian saat menyelesaikan skripsi, sebab ternyata sudah banyak yang telah melewati jalan itu dan bisa menjadi pemenang. Lewat buku ini, buktikan Anda pun bisa! Ir.Shahnaz Haque-Ramadhan , Artis dan alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Bagi para mantan mahasiswa yang sudah lulus sarjana, saat mengerjakan skripsi biasanya memiliki pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan, baik yang manis maupun yang pahit. Buku ini kaya akan kisah - kisah sukses saat menger...

Tentang Respek

Dalam kehidupan bermasyarakat, kata respek sering kali kita dengar. Namun sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita tahu dulu apa itu arti dari respek.  Respek sendiri dalam KBBI artinya menaruh rasa hormat terhadap perbuatan mulia. Saat kita melihat kelakuan seseorang yang baik dan tanpa menginginkan imbalan, maka kita akan respek pada orang tersebut, sebaliknya jika orang tersebut angkuh dan tidak suka menolong, maka kita tidak akan respek. Yang menjadi pertanyaan sikap yang bagaimanakah yang membuat orang akan respek terhadap perilaku orang lain? Berikut ini jawabannya: Orang yang menolong orang lain tanpa pamrih Mempunyai sikap yang baik dan menjaga sopan santun terhadap siapapun     Tidak membeda-bedakan orang karena harta dan jabatannya Dan, berikut sikap yang tidak akan membuat orang respek terhadap kita, yaitu:   Berbuat seenaknya   Tidak tahu norma yang berlaku di lingkungan   Selalu merasa diri paling benar   Bersikap sombong Tidak...