Langsung ke konten utama

Cinta/Pergi

Ketika kehilangan menjadi awal dari segalanya.
Dan perubahan adalah keniscayaan. Tak ada yang abadi di dunia, kecuali perubahan itu sendiri.Seperti itu juga rasa cinta. Kadang rasa itu pergi, kadang menetap di hati hingga mati.  

gambar dari realitas juno
Judul buku   : Cinta/Pergi
Penulis         : Herjuno Tisnoaji
Editor          : Dedik Priyanto
Pendesain sampul    : Henz Sinelir
Penerbit:      Moka Media
Cetakan Pertama, 2014
Tebal          : 181 hal.
ISBN: 978-979-795-864-0 

Reizo Maruta Cendekia (Rei), murid SMA yang suka bolos, berandalan, dan hobi tawuran. Itu dulu. Sebelum seorang gadis 'aneh' membuntutinya ke mana-mana. Karena jengah, Rei akhirnya sepakat untuk membiarkan Florina, gadis 'aneh' itu membuntutinya selama sepekan. Sejak saat itu Florina bahkan lebih dekat dari bayang-bayang Rei sendiri #ingat komik luckyluke
Menurut pengakuan Flo, dia akan membuat novel dan tokohnya adalah cowok kayak Rei. Jadi, Flo butuh mencatat semua tingkah laku Rei, kebiasaannya, tempat nongkrongnya, sampai apa yang ada di kamarnya.
Meskipun jengkel, Rei harus menepati janji. Dan Rei adalah orang yang paling benci sama orang yang ingkar janji. Nah, masalahnya, papanya termasuk kriteria orang itu. Sifat papanya membuat keluarga mereka broken. Mama hidup sendiri, sementara Rei tinggal bersama papanya seperti dua orang asing. 
Hubungan Rei dan papanya semakin buruk, hingga akhirnya Rei kabur dari rumah. Bisa nebak siapa yang nolong? Florina! Dia nolong Rei karena sebelumnya Rei menyelamatkan Flo saat mereka terjebak tawuran. Saat itu, Rei malah kena lemparan batu dan pingsan.

Waktu dapat buku ini, saya senang banget karena tokoh utamanya cowok dan ditulis oleh cowok juga. Bisa dihitung penulis cowok yang bukunya sudah saya baca. Syahmedi Dean, John Green, Alfred Hitchcock. Jarang, ya, kecuali penulis buku-buku sastra seperti Pak Sapardi, Ahmad Tohari, dkk.
Jadi kenapa saya senang? Karena karakter tokoh cowok jadi 'pas" di tangan kaum mereka sendiri mestinya. Rei di sini adalah cowok pendiam, asosial, korban broken home, punya kebiasaan unik (aneh) memandangi langit dari atap kamarnya atau atap gudang sekolah. Analoginya pas menurut saya. Rei merasa semua meninggalkannya, semua telah berubah. Dan hanya langit yang tetap, tak berubah, setia menemaninya.

Analogi remaja dengan kembang wijaya kusuma juga saya sukai. Idenya bagus. Kebetulan saya pernah melihat wijaya kusuma saat mekar. Benar-benar ketika malam sudah larut. Kami memandanginya dengan takjub. Mekar sebentar, kemudian redup. Setuju dengan Juno dalam hal ini. Masa remaja memang hanya sebentar. Masa paling bahagia. Sekaligus masa paling penuh godaan. Makanya banyak nasihat, contoh, hikmah yang tertera dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang masa muda.
Selain bunga, ada satu lagi analogi usia dengan kembang api. (hal. 89)

Ceritanya cukup mengalir. Karakter dingin dan pendiam Rei bertemu karakter Flo yang ceria jadi terasa manis. Kalimat yang dipakai Juno (penulis) pendek-pendek, dari sudut pandang Aku (Rei) enak diikuti. Gaya bahasanya juga pas. Ringan, khas remaja.

Judulnya unik, meskipun sampai sekarang saya masih belum bisa menafsirkan secara tepat tanda garis miring di antara dua kata itu #merenung lebih dalam

Konflik tidak terlalu tajam, dan penyelesaiannya cukup smooth. Efek dramatisnya jadi kurang, tapi enggak apa-apa, deh, karena dalam kehidupan nyata pun tidak semua konflik menjadi dramatis. #kayak hidup saya

Nah, ada ganjalan tentang pengakuan Flo di akhir cerita. Apakah berarti Flo diselamatkan dua kali? Kalau iya, akan lebih baik jika di awal mereka bertemu ada sedikit 'kode' yang mengarah ke situ.
Terus kenapa Flo tiba-tiba pergi *waduh potensi spoiler ini*. Tapi, asli ini bikin saya jadi mikir. Alasan Flo kurang kuat menurut saya.

Sebelumnya saya minta maaf untuk penilaian poin terakhir, yaitu masalah PENYUNTINGAN. Hmmm ... saya sampai curiga file yang dicetak adalah file aslinya. Begitukah? Editor juga manusia, punya salah juga lupaaa *nyanyi* Semoga cetakan berikutnya sudah ada perbaikan.

Btw, selamat buat Juno untuk debut pertamanya sebagai penulis novel. Rasanya nano-nano, ya. :D Novel berikutnya saya tunggu. Lempar sini biar saya review #dicelupin kaleng cat



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pentingnya Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara Dilihat Dari Konteks Sejarah Dan Geopolitik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam perilaku individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan yang melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas, lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan (daerahisme) atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa lain, dan sebagainya. Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia melemah? Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa, bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok masyarakat  yang menunjukan tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.   Berbangsa dan bernegara merupakan s...

Skripsi Krispi : Bukunya Pejuang Skripsi

Skripsi Krispi (koleksi pribadi) Judul : Skripsi Krispi (Renyahnya Kisah Mahasiswa Nyaris Lulus) . Penulis : Miyosi Ariefiansyah, Triani Retno A., Ifa Avianty, dkk. Koordinator penulis : Miyosi Ariefiansyah. Tahun terbit : Cetakan Pertama, Desember 2010. ISBN : 978-602-8597-51-7 Halaman : 204 halaman. Blurb & endorsement : Buku ini mampu membuat kita meninggalkan kecemasan tentang nasib skripsi yang sedang dihadapi dan merupakan bacaan wajib setiap mahasiswa. Buku ini sanggup memotivasi kita untuk tidak merasa susah sendirian saat menyelesaikan skripsi, sebab ternyata sudah banyak yang telah melewati jalan itu dan bisa menjadi pemenang. Lewat buku ini, buktikan Anda pun bisa! Ir.Shahnaz Haque-Ramadhan , Artis dan alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Bagi para mantan mahasiswa yang sudah lulus sarjana, saat mengerjakan skripsi biasanya memiliki pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan, baik yang manis maupun yang pahit. Buku ini kaya akan kisah - kisah sukses saat menger...

Tentang Respek

Dalam kehidupan bermasyarakat, kata respek sering kali kita dengar. Namun sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita tahu dulu apa itu arti dari respek.  Respek sendiri dalam KBBI artinya menaruh rasa hormat terhadap perbuatan mulia. Saat kita melihat kelakuan seseorang yang baik dan tanpa menginginkan imbalan, maka kita akan respek pada orang tersebut, sebaliknya jika orang tersebut angkuh dan tidak suka menolong, maka kita tidak akan respek. Yang menjadi pertanyaan sikap yang bagaimanakah yang membuat orang akan respek terhadap perilaku orang lain? Berikut ini jawabannya: Orang yang menolong orang lain tanpa pamrih Mempunyai sikap yang baik dan menjaga sopan santun terhadap siapapun     Tidak membeda-bedakan orang karena harta dan jabatannya Dan, berikut sikap yang tidak akan membuat orang respek terhadap kita, yaitu:   Berbuat seenaknya   Tidak tahu norma yang berlaku di lingkungan   Selalu merasa diri paling benar   Bersikap sombong Tidak...