Langsung ke konten utama

Budaya Konsumtif saat Ramadhan







Dalam setahun, kita bertemu dengan bulan yang istimewa yaitu bulan Ramadhan. Tentunya, banyak dong persiapan yang harus dilakukan untuk menyambutnya. Selain fisik yang harus fit, ada lagi yang harus siap yaitu keuangan.


Kenapa keuangan harus disiapkan? Salah satunya yaitu karena adanya budaya konsumtif dari masyarakat kita apalagi selama Ramadhan. Banyak alasannya kenapa masyrakat jadi konsumtif, berikut ini alasannya:

1.Menu yang lebih lengkap dari biasanya

Banyak yang membuat ataupun membeli makanan untuk sahur dan berbuka dengan menu yang lebih lengkap dari biasanya, alasannya agar lebih bersemangat saat sahur dan berbuka. Makanan yang jarang ada ataupun hampir tidak pernah dibuat dibulan-bulan yang lain akan disediakan, seperti kolak dan es buah.

2.Banyak diskon di pusat perbelanjaan

Menjelang Idul Fitri banyak pusat perbelanjaan yang mengadakan diskon besar-besaran, tentunya hal ini akan membuat kaum wanita tertarik dan segera berbelanja karena takut kehabisan barang yang diinginkan.

3. Banyak datang ke acara buka bersama

Saat Ramadhan biasanya banyak yang merencanakan acara buka bersama sebagai momen berkumpul bersama dengan keluarga besar ataupun teman-teman saat sekolah dulu. Jika tempat yang dipilih menghidangkan menu yang cukup mahal, maka Anda akan mengalami banyak pengeluaran.

4. Harga-harga naik

Meskipun harga-harga kebutuhan pokok naik, mau tidak mau Anda pasti akan membelinya. Dengan adanya kenaikan ini bisa membuat keuangan semakin menipis.

5. Membuat atau membeli kue kering

Idul Fitri adalah waktunya kita saling bersilaturahmi dan saling memaafkan, berkunjung ke rumah saudara ataupun dikunjungi adalah hal yang biasa terjadi selama Iduk Fitri. nah, untuk persiapan menyambut tamu tentunya nggak mungkin kan, kalau tidak ada makanan yang tersaji? Oleh karena itu, Anda akan membeli kue ataupun membuatnya untuk hidangan tamu yang berkunjung.


Selain, alasan diatas banyak yang menyebabkan masyarakat jadi lebih konsumtif apalagi menjelang IdulFitri. Bagi wanita yang mempunyai rasa gengsi tentunya tidak mau kalau Idul Fitri memakai pakaian ataupun aksesoris yang sama karena merasa malu dan ingin tampil beda,

Disepuluh terakhir, biasanya masjid akan bertambah sepi tapi pusat perbelanjaan kana semakin ramai.  Kebiasaan untuk selalu memakai pakaian baru saat Idul Fitri menjadikan banyak orang rela berhimpit-himpitan saat memilih pakaian, ataupun antri di kassa untuk membayar barang yang dibeli.

Padahal selama Ramadhan ibadah yang utama, jangan sampai terlewati dengan hal yang sia-sia apalagi sampai membatalkan puasa hanya karena merasa pusing saat berbelanja. Yuk, kita sambut Idul Fitri dengan penuh rasa syukur walaupun akan terasa sedih saat akan meninggalkannya.

#RamadhanInspiratif

#Challenge

#Aksara

Day15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pentingnya Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara Dilihat Dari Konteks Sejarah Dan Geopolitik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam perilaku individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan yang melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas, lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan (daerahisme) atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa lain, dan sebagainya. Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia melemah? Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa, bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok masyarakat  yang menunjukan tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.   Berbangsa dan bernegara merupakan s...

Skripsi Krispi : Bukunya Pejuang Skripsi

Skripsi Krispi (koleksi pribadi) Judul : Skripsi Krispi (Renyahnya Kisah Mahasiswa Nyaris Lulus) . Penulis : Miyosi Ariefiansyah, Triani Retno A., Ifa Avianty, dkk. Koordinator penulis : Miyosi Ariefiansyah. Tahun terbit : Cetakan Pertama, Desember 2010. ISBN : 978-602-8597-51-7 Halaman : 204 halaman. Blurb & endorsement : Buku ini mampu membuat kita meninggalkan kecemasan tentang nasib skripsi yang sedang dihadapi dan merupakan bacaan wajib setiap mahasiswa. Buku ini sanggup memotivasi kita untuk tidak merasa susah sendirian saat menyelesaikan skripsi, sebab ternyata sudah banyak yang telah melewati jalan itu dan bisa menjadi pemenang. Lewat buku ini, buktikan Anda pun bisa! Ir.Shahnaz Haque-Ramadhan , Artis dan alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Bagi para mantan mahasiswa yang sudah lulus sarjana, saat mengerjakan skripsi biasanya memiliki pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan, baik yang manis maupun yang pahit. Buku ini kaya akan kisah - kisah sukses saat menger...

Tentang Respek

Dalam kehidupan bermasyarakat, kata respek sering kali kita dengar. Namun sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita tahu dulu apa itu arti dari respek.  Respek sendiri dalam KBBI artinya menaruh rasa hormat terhadap perbuatan mulia. Saat kita melihat kelakuan seseorang yang baik dan tanpa menginginkan imbalan, maka kita akan respek pada orang tersebut, sebaliknya jika orang tersebut angkuh dan tidak suka menolong, maka kita tidak akan respek. Yang menjadi pertanyaan sikap yang bagaimanakah yang membuat orang akan respek terhadap perilaku orang lain? Berikut ini jawabannya: Orang yang menolong orang lain tanpa pamrih Mempunyai sikap yang baik dan menjaga sopan santun terhadap siapapun     Tidak membeda-bedakan orang karena harta dan jabatannya Dan, berikut sikap yang tidak akan membuat orang respek terhadap kita, yaitu:   Berbuat seenaknya   Tidak tahu norma yang berlaku di lingkungan   Selalu merasa diri paling benar   Bersikap sombong Tidak...